proses morfofonemik menurut beberapa ahli
1.
Proses morfofonemik adalah
peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem.
Proses morfonemik dalam bahasa Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan
realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik
prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks (Kridalaksana, 2007:183).
2. Proses morfofonemik adalah
proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem
awal kata yang bersangkutan (Zainal Arifin, 2007:8).
3. Morfofonemik, disebut juga
morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi atau peristiwa berubahnya
wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik afiksasi,
reduplikasi, maupun komposisi (Abdul Chaer, 2007:194).
4. Morfofonemik adalah subsistem
yang menghubungkan morfologi dan fonologi. Di dalamnya dipelajari
bagaimana morfem direalisasikan dalam tingkat fonologi. (Kridalaksana,
2007:183)
5. Nelson francis (1958) menyatakan bahwa morfofonemik mempelajari
variasi-variasi yang tampak pada struktur fonemik alomorf-alomorf
sebagai akibat pengelompokkan menjadi kata.
6. Samsuri (1982:28) bahwa morfofonemik merupakan studi tentang
perubahan-perubahan fonem yang disebabkan hubungan dua morfem atau lebih
serta pemberian tanda-tandanya.
7. Ramlan 1987:83, morfofonemik sebagai perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.
8. Menurut Sumadi (2010:140) morfofonemik ialah “perubahan fonem” yang
terjadi akibat bertemunya morfem yang satu dengan morfem yang lain.
9. Proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia hanya
terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks
(morfem), baik prefiks, infiks, sufiks, maupun konfiks (Harimurti, 1989: 183).
10. Morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain
sesuai dengan fonem awal atau fonem yang mendahuluinya” (Depdikbud RI,
1988:87)
11. Morfofonologi adalah telaah umum mengenai bidang kebersamaan antara bunyi dan bentuk kata”. (Tarigan, 1995:27)
12. Morfofonemik berasal dari kata morfem dan fonem. Morfem adalah unsur
yang terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran
sesuatu bahasa (Hocket, 1958: 123)
13. menurut Sudarno (1990: 9), morfofonemik adalah ilmu yang mempelajari perubahan fonem akibat proses morfologis.
14. Menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa morfofonemik
adalah suatu peristiwa yang terjadi karena pertemuan morfem (bebas)
dengan morfem (terikat) yang menyebabkan perubahan fonem pada morfem
tersebut.
Ada beberapa proses morfofonemik dilihat dari sifat pembentukannya. .
Proses tersebut adalah proses yang secara otomatis dan proses yang tidak
otomatis. Menurut Harimurti Kridalaksana, proses morfofonemik terjadi
atas 10 yaitu:
1. Pemunculan fonem
2. Pengekalan fonem
3. Pemunculan dan pengekanan fonem
4. Pergeseran fonem
5. Perubahan dan pergeseran fonem
6. Pelepasan fonem
7. Peluluhan fonem
8. Penyisipan fonem secara historis
9. Pemunculan fonem berdasarkan poka asing
10. Variasi fonem bahasa sumber
Sedangkan Abdul Chaer membagi perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dalam lima wujud, yaitu:
1. pemunculan fonem2. pelesapan fonem3. peluluhan fonem4. perubahan fonem5. pergeseran fonem
contoh morfofonemik
Proses Hilangnya Fonem
Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat
pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /I, r, y, w dan nasal/, misalnya:
MeN- + lerai → melerai
MeN- + yakinkan→ menyakinkan
MeN- + merahi → memerahi
MeN- + nalarkan→ menalarkan
peN- + lerai → pelerai
peN- + ramal → peramal
peN- + rusak → perusak
peN- + waris → pewaris
Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter-, hilang sebagai akibat
pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /ər/,
misalnya:
ber- + rantai → berantai
ber- + kerja → bekerja
ber- + serta → beserta
ber- + ternak → beternak
per- + rampung→ perampung
per- + rapat → perapat
per- + ragakan→ peragakan
ter- + rebut → terebut
ter- + permanai→ terpermanai
ter- + perdaya→ terperdaya
Fonem – fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan
morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem –
fonem itu, misalnya:
meN- + tulis → menulis
meN- + sapu → menyapu
peN- + tulis → penulis
peN- + karang → pengarang
Pada kata memperagakan dan mentertawakan fonem /p/ dan /t/ yang
merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena
fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks ialah afiks per- dan ter-.
Demikian juga pada kata-kata menterjemahkan, mensupply, mengkoordinir,
penterjemah, pensurvey, fonem=fonem /t, s, k,/ yang merupakan fonem awal
bentuk dasar kata itu tidak hilang karena bentuk dasar kata-kata itu
berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasingannya.
4.5 Proses Pergeseran Fonem
Ialah suatu pergeseran fonem dari suatu morfem kepada suatu morfem yang
lain. Pergeseran fonem terjadi apabila suatu morfem yang berakhir dengan
konsonan bertemu dengan morfem lain yang berasal dari fonem vocal dalam
suatu kata, misalnya :
PanaЅ – i → Pana – Ѕi
Pukuℓ - i → Puku - ℓi
Karaŋ – an → Kara - ŋan
Laut – an → Lau – tan
Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat
pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan
fonem /l, r, y, w, dan nasal/, misalnya meN- + lerai menjadi melerai;
peN- + lerai menjadi pelerai; meN- + rusak menjadi merusak; peN- + rusak
menjadi perusak; meN- + wakil menjadi mewakili; peN- + waris menjadi
pewaris; meN- + yakin menjadi meyakinkan; peN- + lupa menjadi pelupa;
dan sebagainya.
Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akibat
pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan /r/
dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir /er/, misalnya ber- +
rantai menjadi berantai, ber- + ternak menjadi beternak; per- + raga
menjadi peraga; ter- + rasa menjadi terasa; dan sebagainya.
Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan dengan
morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan
fonem-fonem itu, misalnya meN- + pakai menjadi memakai; meN- + tulis
menjadi menulis; peN- + pakai menjadi pemakai; meN- + karang menjadi
mengarang; peN- karang menjadi pengarang, dan sebagainya. Perhatikan
contoh lain berikut ini.
/’anak/ + /-nda/ /ananda/ /k/
/sejarah/ + /wan/ /sejarawan/ /h/
/’ilmiah/ + / wan/ / ’ilmiawan/ /h/
/ber-/ + /rumah/ /berumah/ /t/
/per-an/ + /raya/ /perayaan/ /r/
/ter-/ + /perdaya/ /terpedaya/ /r/
/meN-kan/ + /kirim/ /mengirimkan/ /k/ luluh
/meN-i/ + /kirim/ /mengirim/ /k/ luluh
/meN-/ + /tangkap/ /menangkap/ /t/ luluh/
/meN- + /pakai/ /memakai/ /p/ luluh
daftar pustaka
1. http://reny-cintaindonesia.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
2. namamegapurnama.blogspot.com/2012/06/morfofonemik.html
3. http://prabareta.blogspot.com/2009/01/morfofonemik-dalam-bahasa-indonesia.html
4. http://waodesalmianinur.blogspot.com/2013/10/proses-morfofonemik.html
5. http://ziahfauzi.blogspot.com/2013/11/proses-morfofonemik.html
6. http://draditaswari.blogspot.com/2011/10/morfofonemik_03.html
7. http://shangpemberontak.blogspot.com/2013/03/pengenalan-morfem-alomorf-proses.html