Rabu, 09 April 2014

proses morfofonemik

proses morfofonemik menurut beberapa ahli

1. Proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Proses morfonemik dalam bahasa Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks (Kridalaksana, 2007:183).

2. Proses morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal kata yang bersangkutan (Zainal Arifin, 2007:8).

3. Morfofonemik, disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi atau peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi (Abdul Chaer, 2007:194).

4.  Morfofonemik adalah subsistem yang menghubungkan morfologi dan fonologi. Di dalamnya dipelajari bagaimana morfem direalisasikan dalam tingkat fonologi. (Kridalaksana, 2007:183)

5. Nelson francis (1958) menyatakan bahwa morfofonemik mempelajari variasi-variasi yang tampak pada struktur fonemik alomorf-alomorf sebagai akibat pengelompokkan menjadi kata. 

6. Samsuri (1982:28) bahwa morfofonemik merupakan studi tentang perubahan-perubahan fonem yang disebabkan hubungan dua morfem atau lebih serta pemberian tanda-tandanya.

7. Ramlan 1987:83, morfofonemik sebagai perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.

8. Menurut Sumadi (2010:140) morfofonemik ialah “perubahan fonem” yang terjadi akibat bertemunya morfem yang satu dengan morfem yang lain.

9. Proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, infiks, sufiks, maupun konfiks (Harimurti, 1989: 183).

10. Morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal atau fonem yang mendahuluinya” (Depdikbud RI, 1988:87)

11. Morfofonologi adalah telaah umum mengenai bidang kebersamaan antara bunyi dan bentuk kata”. (Tarigan, 1995:27)

12.  Morfofonemik berasal dari kata morfem dan fonem. Morfem adalah unsur yang terkecil yang secara individual mengandung pengertian dalam ujaran sesuatu bahasa (Hocket, 1958: 123)

13. menurut Sudarno (1990: 9), morfofonemik adalah ilmu yang mempelajari perubahan fonem akibat proses morfologis.

14. Menurut beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa morfofonemik adalah suatu peristiwa yang terjadi karena pertemuan morfem (bebas) dengan morfem (terikat) yang menyebabkan perubahan fonem pada morfem tersebut.
Ada beberapa proses morfofonemik dilihat dari sifat pembentukannya. . Proses tersebut adalah proses yang secara otomatis dan proses yang tidak otomatis. Menurut Harimurti Kridalaksana, proses morfofonemik terjadi atas 10 yaitu:
1. Pemunculan fonem
2. Pengekalan fonem
3. Pemunculan dan pengekanan fonem
4. Pergeseran fonem
5. Perubahan dan pergeseran fonem
6. Pelepasan fonem
7. Peluluhan fonem
8. Penyisipan fonem secara historis
9. Pemunculan fonem berdasarkan poka asing
10. Variasi fonem bahasa sumber


Sedangkan Abdul Chaer membagi perubahan fonem dalam proses morfofonemik ini dalam lima wujud, yaitu:
1. pemunculan fonem
2. pelesapan fonem
3. peluluhan fonem
4. perubahan fonem
5. pergeseran fonem

contoh morfofonemik

Proses Hilangnya Fonem
Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /I, r, y, w dan nasal/, misalnya:
MeN- + lerai → melerai
MeN- + yakinkan→ menyakinkan
MeN- + merahi → memerahi
MeN- + nalarkan→ menalarkan

peN- + lerai → pelerai
peN- + ramal → peramal
peN- + rusak → perusak
peN- + waris → pewaris

Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter-, hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /ər/, misalnya:
ber- + rantai → berantai
ber- + kerja → bekerja
ber- + serta → beserta
ber- + ternak → beternak

per- + rampung→ perampung
per- + rapat → perapat
per- + ragakan→ peragakan

ter- + rebut → terebut
ter- + permanai→ terpermanai
ter- + perdaya→ terperdaya

Fonem – fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem – fonem itu, misalnya:
meN- + tulis → menulis
meN- + sapu → menyapu

peN- + tulis → penulis
peN- + karang → pengarang
Pada kata memperagakan dan mentertawakan fonem /p/ dan /t/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena fonem-fonem itu merupakan fonem awal afiks ialah afiks per- dan ter-. Demikian juga pada kata-kata menterjemahkan, mensupply, mengkoordinir, penterjemah, pensurvey, fonem=fonem /t, s, k,/ yang merupakan fonem awal bentuk dasar kata itu tidak hilang karena bentuk dasar kata-kata itu berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasingannya.

4.5 Proses Pergeseran Fonem
Ialah suatu pergeseran fonem dari suatu morfem kepada suatu morfem yang lain. Pergeseran fonem terjadi apabila suatu morfem yang berakhir dengan konsonan bertemu dengan morfem lain yang berasal dari fonem vocal dalam suatu kata, misalnya :
PanaЅ – i → Pana – Ѕi
Pukuℓ - i → Puku - ℓi
Karaŋ – an → Kara - ŋan
Laut – an → Lau – tan

Proses hilangnya fonem /N/ pada meN- dan peN- terjadi sebagai akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem /l, r, y, w, dan nasal/, misalnya meN- + lerai menjadi melerai; peN- + lerai menjadi pelerai; meN- + rusak menjadi merusak; peN- + rusak menjadi perusak; meN- + wakil menjadi mewakili; peN- + waris menjadi pewaris; meN- + yakin menjadi meyakinkan; peN- + lupa menjadi pelupa; dan sebagainya.
Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- hilang sebagai akibat pertemuan morfem-morfem itu dengan bentuk dasar yang berawal dengan /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir /er/, misalnya ber- + rantai menjadi berantai, ber- + ternak menjadi beternak; per- + raga menjadi peraga; ter- + rasa menjadi terasa; dan sebagainya.
Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat pertemuan dengan morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu, misalnya meN- + pakai menjadi memakai; meN- + tulis menjadi menulis; peN- + pakai menjadi pemakai; meN- + karang menjadi mengarang; peN- karang menjadi pengarang, dan sebagainya. Perhatikan contoh lain berikut ini.
/’anak/ + /-nda/ /ananda/ /k/
/sejarah/ + /wan/ /sejarawan/ /h/
/’ilmiah/ + / wan/ / ’ilmiawan/ /h/

/ber-/ + /rumah/ /berumah/ /t/
/per-an/ + /raya/ /perayaan/ /r/
/ter-/ + /perdaya/ /terpedaya/ /r/

/meN-kan/ + /kirim/ /mengirimkan/ /k/ luluh
/meN-i/ + /kirim/ /mengirim/ /k/ luluh
/meN-/ + /tangkap/ /menangkap/ /t/ luluh/
/meN- + /pakai/ /memakai/ /p/ luluh

daftar pustaka
1. http://reny-cintaindonesia.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
2. namamegapurnama.blogspot.com/2012/06/morfofonemik.html
3. http://prabareta.blogspot.com/2009/01/morfofonemik-dalam-bahasa-indonesia.html
4. http://waodesalmianinur.blogspot.com/2013/10/proses-morfofonemik.html
5. http://ziahfauzi.blogspot.com/2013/11/proses-morfofonemik.html
6. http://draditaswari.blogspot.com/2011/10/morfofonemik_03.html
7. http://shangpemberontak.blogspot.com/2013/03/pengenalan-morfem-alomorf-proses.html